Rabu, 16 November 2016

Makna Dibalik Ikon Idul Fitri

                    Idul fitri merupakan perayaan tahunan yang dirayakan umat muslim setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan lamanya. Dalam perayaan Idul Fitri ada beberapa jenis hidangan khas yang pasti disajikan pada perayaan tersebut. 
Jika kita membicarakan mengenai Idul Fitri, jenis hidangan yang terlintas dipikiran kita?
Opor ayam?
Atau Ketupat?
Kedua jenis hidangan yang disebutkan tadi memang identik dengan perayaan Idul Fitri. Namun sepertinya Ketupat menjadi kudapan yang selalu ada dan menjadi icon tersendiri pada perayaan tersebut. Lalu sebenernya bagaimana awal mula ketupat ini bisa hadir dalam acara perayaan Idul Fitri?



             Ketupat merupakan kudapan yang terbuat dari beras. Ketupat dibuat dengan cara memasukan beras yang telah diberrsihkan dan dicuci ke dalam daun yang kelapa yang dianyam berbentuk persegi yang kemudian direbus beberapa jam hingga masak. Adanya ketupat sudah muncul sejak abad ke 15 yang dimana pada saat ini ketupat dijadikan sebagai simbol perayaan Hari Raya Islam pada masa pemerintahan Demak yang ketika itu dipimpin oleh Raden Fatah. Masyarakat jawa menggunakan ketupat sebagai atribut untuk perayaan lebaran ketupat yang dilaksakan pada tanggal 8  syawal yang diiringi dengan puasa syawal selama seminggu. Jika dilihat berdasarkan arti katanya, ketupat diambil dari bahasa jawa yang berarti ngaku lepat atau mengakui kesalahan yang telah diperbuat. Sikap mengakui kesalahan ini dicerminkan dalam perayaan idul fitri yaitu saling maaf bermaafaan baik itu dengan keluarga, tetangga, atau dengan sanak saudara. Selain itu kupat juga diartikan dengan 4 tindakan prilaku atau laku papat yang terdiri dari lebaran, leburan, luberan, dan laburan yang artinya adalah sebagai berikut :
- Lebaran : lebaran dalam bahasa jawa artinya adalah selesai. Maksud selesai disini adalah selesai menjalankan ibadah puasa selama sebulan lamanya. Oleh karena itu jika kita sudah menyelesaikan puasa selama sebulan penuh maka akan diadakan perayaan Lebaran.
- Leburan : lebur disini berarti bahwa kesalahan yang kita perbuat dianggap habis dan berharap dapat dimaafkan.
- Luberan : berasal dari kata luber yang berarti melimpah oleh karena itu kita yang memiliki rezeki berlebih diharapkan dapat menyisihkan sebagian rezeki kita untuk orang yang lebih membutuhkan.
- Laburan : berasal dari kata labur yang jika diartikan adalah kapur. Kapur sendiri biasa berwarna putih, yang menceriminkan hati kita yang bersih dan kembali fitri.


                    Bahan- bahan yang digunakan untuk membuat ketupat juga memiliki makna tersendiri. Daun kelapa atau yang sering disebut janur melambangkan identitas warga pesisir selain itu kata janur merupakan kependekan dari kata "jatining nur" yang artinya adalah hati nurani. Oleh karena itu nantinya beras yang dimasukan ke dalam janur tersebut digambarkan dengan nafsu nabawi yang artinya nafsu nabawi tersebut nantinya akan dibungkus dengan hati nurani.

Sedangkan janur atau daun kelapa yang digunakan untuk ketupat diambil dari kependekan kata “jatining nur” yang berarti hati nurani. Sehingga secara filosofis beras yang dimasukkan kedalam ketupat sebagai isiannya ini menggambarkan nafsu duniawi. Dengan begitu bentuk dan rupa ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani. Bentuk anyaman  ketupat yang komplek bersilangan satu dengan lainnya menyimbolkan bahwa manusia harus tetap menjaga tali silaturahmi antar sesama umat. Bentuk persegi pada ketupat pun memiliki makna tersendiri yaitu persegi tersebut menyimbolkan empat penjuru mata angin yang bilamana diartikan kemanapun manusia pergi tidak boleh melupakan arah yang arah tersebut diartikan sebagai arti arah kiblat.


             



Tidak ada komentar:

Posting Komentar