Seiring
dengan perkembangan jaman, dengan meningkatnya arus globalisasi secara tidak
langsung berdampak pada pola hidup manusia seperti pada pola makan manusia. Kini,
manusia cenderung banyak memilih makanan siap saji (fast food) dibandingkan
dengan yang diolah sendiri. Ketidakseimbangan komposisi kandungan gizi pada fast food cenderung membuat jalannya
metaboliseme dalam tubuh kurang maksimal dan menimbulkan berbagai penyakit
seperti Obesitas.
Obesitas
merupakan penyakit yang diakibatkan karena adanya penumpukan lemak yang
berlebihan secara menyeluruh dibawah kulit dan jaringan lainnya di dalam tubuh.
Penyakit ini dapat timbul kapan saja dan sering terjadi pada saat usia remaja. Obesitas
merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan
berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak (Ganong, 2003) .
Menurut data World Health Organization (WHO)
prevalensi obesitas di negara maju dan berkembang telah meningkat tiga kali
lipat. Obesitas dinyatakan sebagai salah satu dari sepuluh masalah kesehatan
utama didunia dan kelima teratas di negara berkembang. Prevalensi obesitas
populasi dewasa di seluruh dunia pada tahun 2005 mencapai 400 juta jiwa dan
pada tahun 2015, jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 700 juta jiwa (WHO, 2005) .
Menurut
(Purwati, 2007) , berdasarkan kondisi selnya, obesitas
digolongkan dalam beberapa tipe yaitu:
a.
Tipe Hiperplastik, obesitas yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak
dibandingkan kondisi normal, tetapi ukuran sel-selnya sesuai dengan ukuran sel
normal terjadi pada masa anak-anak.
b. Tipe Hipertropik, obesitas yang terjadi
karena ukuran sel yang lebih besar dibandingkan ukuran sel normal. Obesitas
tipe ini banyak menjangkit orang dewasa.
c.
Tipe Hiperplastik dan Hipertropik kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah dan
ukuran sel melebihi normal. Kegemukan tipe ini dimulai pada masa anak - anak
dan terus berlangsung sampai setelah dewasa.
Selain
itu jenis obesitas juga dapat digolongkan berdasarkan penyebaran lemak didalam
tubuh, yaitu:
a.
Tipe Adroid, ditandai dengan pertumbuhanlemak berlebih dibagian tubuh sebelah
atas yaitu sekitar dada, pundak, leher, dan muka. Umumnya dialami pria dan
wanita yang sudah menopause. Lemak yang menumpuk merupakan lemak jenuh.
b.
Tipe Genoid, ditandai dengan penimbunan lemak pada bagian bawah, yaitu sekitar
perut, pinggul, paha, dan pantat. Umumnya banyak diderita oleh perempuan. Jenis
timbunan lemaknya adalah lemak tidak jenuh.
Dengan
meningkatnya angka obesitas dari tahun ke tahun maka karya tulis ini dibuat
untuk megnalisis peran metabolisme serat di dalam tubuh sebagai upaya preventif
& representatif Obesitas.
Berikut
adalah beberapa cara yang dapat dilakukan guna menghindari atau menyembuhkan
penyakit obesitas :
1)
Diet.
Diet
menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan penyakit
obesitas. Diet yang dilakukan dengan mengkonsumsi makanan rendah kalori tetapi
cukup gizi, yaitu sekitar 15 – 20 kalori/kg.bb.,dengan komposisi 20% protein,
65% karbohidrat dan 15% lemak(Sutedjo, 1985) .
2)
Olah Raga.
Dengan
melakukan olahraga secara rutin, secara tidak langsung dapat mempercepat
metabolisme tubuh, juga dapat membuat kondisi tubuh lebih segar dan dapat
menambah estetika. Dengan melakukan olahraga jumlah kalori yang dikeluarkan
tubuh lebih banyak daripada jumlah kalori yang masuk sehingga kalori dalam
tubuh akan berkurang dan menghindari terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh (Danfort, 1985) .
3)
Obat-obatan.
Obat-obatan
yang banyak digunakan untuk obesitas terdiri dari obat penahan nafsu makan di
antaranya alah golongan amfetamin, obat yang meningkatkan/mempercepat
metabolisme tubuh misalnya preparat tiroid, obat pemacu keluarnya cairan tubuh
misalnya diuretika; pencahar. Namun obat-obat tersebut bila digunakan dalam
jangka panjang akan menyebabkan efek samping sangat merugikan tubuh. Oleh
karena itu penggunaannya sebaiknya disertai kontrol ketat dan sesuai dengan
resep dokter (Hedi, 1986) .
4)
Mengkonsumsi makan berserat
Mengkonsumsi
serat larut air (soluble fiber) seperti pektin serta beberapa hemiselulosa
mempunyai kemampuan menahan air dan dapat membentuk cairan kental dalam saluran
pencernaan. Makanan yang mengandung bayak serat waktu cernanya lebih lama dalam
lambung, sehingga dapat memberikan efek rasa kenyang lebih lama sehingga
mencegah untuk mengkonsumsi makanan lebih banyak.Makanan dengan kandungan serat
kasar yang tinggi biasanya mengandung kalori rendah, kadar gula dan lemak
rendah yang dapat membantu mengurangi terjadinya obesitas(Anik, 2010) .
Daftar
Pustaka
Anik, H. (2010). Manfaat
Serat Pangan dalam Menu Makan. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Danfort, E. (1985). Diet
and Obesity. AmJ Clin Nutrition.
Ganong, F. (2003). Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hedi, R. (1986). enanggulangan
Kegemukan dengan Obat-Obatan. Jakarta: FKUI.
Purwati. (2007). Perencanaan
Menu Untuk Penderita Kegemukan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sutedjo. (1985). Obesitas,
Hubungannya dengan Kesehatan Jantung. Simposium Sehari Pengaruh Kegemukan
pada Estestika Tubuh, 103.
W.F, G. (2003). Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
WHO. (2005). Obesity and
Overweight. www.who.int.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar