Roti Bebas Gluten (Gluten-Free) Untuk
Penderita Penyakit Celiac Serta Dampak Ekonomisnya
Rifa
Fauziyyah A.
Kelas NFT-A
Program
Studi Teknologi Pangan
Fakultas
Ilmu Hayati, Universitas Surya
2014
Abstrak
Berkembangnya
produk pangan seperti roti memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri bagi
para konsumen dan produsen. Jika produsen mendapat keuntungan dari banyaknya
tingkat konsumsi roti di Indonesia akan tetapi terdapat dampak negatif bagi
persediaan tepung terigu di Indonesia karena dapat meningkatkan impor gandum
sebagai bahan pokok pembuatan terigu dikarenakan banyaknya penggunaan terigu.
Dengan adanya peningkatan impor gandum di Indonesia maka harus dibuat solusi
guna menurunkan tingkat impor gandum tersebut. Penambahan bahan lain berupa
tepung beras, jagung, dan singkong pada pembuatan Roti bebas gluten merupakan solusi
yang dapat dipraktikan. Melimpahnya komoditas beras, jagung, dan singkong di
Indoensia dapat dimanfaatkan sebagai bahan pendamping atau tambahan dalam
pembuatan terigu. Tidak hanya menguntungkan dari sisi ekonomis, Roti bebas
gluten ini dapat bermanfaat bagi penderita Celiac. Penyakit Celiac dapat
diakibatkan oleh kosumsi makanan yang mengandung gandum berlebih oleh
penderitanya. Penyakit ini dapat diobati dengan mengkonsumsi yang tidak
mengandung gluten seperti gandum, barley, rye oat dan lainnya.
Kata Kunci : Roti bebas Gluten, Penyakit Celiac, Tepung
Beras, Tepung jagung, Tepung singkong
Pendahuluan
Produk
pangan merupakan jenis produk yang
mengalami tingkat perkembangan signifikan dari tahun ke tahunnya. Perkembangan
ini dapat dilihat dari berbagai segi diantaranya inovasi produk, tingkat
distribusi, peningkatan kualitas, tingkat kebutuhan produk pangan dan lainnya. Munculnya
inovasi produk pangan terbaru membuat konsumen lebih mudah untuk memilih produk
yang mereka butuhkan dengan cepat. Roti merupakan jenis panganan yang banyak
dikonsumsi. Roti terdiri dari bahan utama berupa tepung terigu yang dicampurkan
dengan air dan berbagai bahan pelengkap seperti mentega, telur, ragi, dan bahan
lainnya.Seiring dengan berkembangnya zaman, roti sudah mengalami perkembangan baik
dari sisi banyaknya konsumen ataupun keanekaragaman jenis produknya. Jika
dahulu hanya kalangan tertentu saja yang rutin mengkonsumsi roti akan tetapi
sekarang roti sudah banyak digemari oleh berbagai kalangan. Hal ini dikarenakan
berbagai hal seperti pendistribusian penjualan roti yang sudah merata bahkan
sampai masuk ke pelosok desa-desa terpencil. Selain itu roti dianggap sebagai
makanan yang praktis untuk sarapan pengganti nasi. Bagi kalangan tertentu
seperti pegawai yang memerlukan waktu singkat untuk sarapan roti dipilih karena
merupakan panganan yang praktis dan dianggap cukup mengenyangkan. Tingginya
permintaan roti tidak dibarengi dengan ketersediaan bahan baku utama roti yaitu
tepung terigu yang dibuat dengan gandum yang masih diimpor dikarenakan sulitnya
gandum untuk tumbuh di Indonesia dikarenakan kondisi iklim yang tidak seseuai.
Pada
tahun 2011 impor gandum diperkirakan sudah mencapai 4.8 juta ton dan terigu 0,9
– 1 juta ton (Sinar Tani, 2011 edisi 3426). Untuk meminimalisir banyaknya impor
gandum yang dilakukan oleh para pengusaha roti maka harus dibuat solusi guna
mengatasi masalah tersebut. Roti bebas gluten (Gluten-Free) merupakan jenis
roti yang memnfaatkan berbagai campuran bahan pangan lain seperti Tepung beras,
Tepung Jagung, Tepung singkong untuk ditambhakan pada pembuatan terigu sehingga
dapat mengurangi pemakian gandum. Roti bebas gluten juga dimanfaatkan bagi
penderita penyakit Celiac guna menghindari makanan yang mengandung gluten. Penyakit celiac adalah suatu kondisi
dimana terjadi reaksi yang kronis pada rantai protein tertentu, umumnya
disebabkan oleh gluten yang ditemukan pada butir gandum. Reaksi ini menimbulkan
kerusakan pada vilivili usus halus sehingga terjadi malabsorpsi dari nutrisi
(Helmi, Lutfi, 2008). Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan
keuntungan yang didapat dari penambahan beberapa bahan pada pembuatan tepung
terigu seperti tepung beras, jagung, dan singkong (pati) yang dilihat dari sisi
ekonomis serta kesahatannya.
Bahan
dan Metode
Metode yang
dilakukan penulis adalah dengan cara membandingan dua paper yang memiliki topik
yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dari kedua paper dapat
dibandingkan perbedaan yang menjadi ciri khas dari isi paper tersebut yaitu
dilihat dari bahan dan prosedur kerja untuk membuat Roti bebas gluten
(Gluten-Free) tersebut. Prosedur yang dilakunan sama yaitu pencampuran bahan,
pembuatan adonan, pembentukan roti, fermentasi, pembakaran, dan pengemasan.
|
Paper A
|
Paper B
|
Bahan
|
Tepung beras, tepung jagung, tepung
singkong (pati), susu bubuk, gula, garam, margarin, telur, baking powder,
ragi, air
|
Beras long grain, Pati jagung, Susu bubuk, Natrium
caseinate, Minyak bunga matahari, Garam, Ragi (Saccharomyces
cerevisiae), Air
|
Hasil
Jenis Tepung
|
Hasil
|
Tepung Beras
|
Roti dengan tepung beras mengasilkan
warna coklat gold , struktur dan volume roti yang baik, meskipun roti
menghasilkan sedikit kerak dan teksturnya lebih kasar dibanding roti gandum.
|
Tepung Jagung
|
Volume roti mengembang dengan baik, warna keputihan
yang tidak teratur, lubang pori-pori roti yang sedikit besar.
|
Tepung Singkong
|
Roti agak kenyal seperti karet,
teksturnya kasar,
mengerut, dan banyak kerak, dengan
sedikit volume roti yang mengembang dan warna tidak seragam.
|
Tepung beras
mendominasi dalam pembuatan roti ini dikarenakan menghasilkan tekstur yang
empuk, lembut dan warna yang menarik pada roti. Lamanya waktu pengadukan adonan
dapat mengakibatkan hilangnya struktur akhir dari produk roti tersebut seperti
tekstur yang terlalu lembek. Menurut analisa yang telah dilakukan waktu optimum
yang baik untuk mengaduk adonan adalah 5 menit dengan kecepatan tinggi sampai
adonan tercampur merata. Teknik menguleni adonan yang
baik, benar dan waktu yang tepat akan menghasilkan tekstur yang empuk dan
ketebalan roti yang baik. Pemilihan waktu yang ideal untuk fermentasi dapat meningkatkanvolume
atau ketebalan roti secara maksimal. Menurut Kim dan Ruiter (1968) meningkatkan
waktu fermentasi roti bebas gluten dengan waktu 48-68 menit, tidak menimbulkan efek
yang signifikan, tekstur menjadi lebih tebal. Standar suhu yang baik digunakan
untuk proses fermentasi adalah 40oC dengan waktu 50 menit.
Pembahasan
Gluten merupakan protein yang
biasanya terdapat di dalam tepung terigu. Orang yang terkena Celiac harus
menghindari semua jenis makanan yang mengandung gluten yang berasal dari
sereal, gandum, oat, dan lainnya. Pada dasarnya bahan makanan yang mengandung
gluten tidak berbahaya untuk tubuh akan tetapi jika dikonsumsi oleh penderita
Celiac akan menimbulkan bahaya. Untuk menghindari atau mengurangi konsumsi yang
berlebihan terhadap makanan yang mengandung banyak gluten maka para penderita
penyakit Celiac dapat disarankan untuk mengkonsumi roti dengan campuran tepung
beras, tepung jagung, dan tepung singkong ini karena produk ini di klaim bebas
mengandung gluten (Gluten-free). Selain bermanfaat bagi
penderita Celiac, pembuatan roti beas gluten ini memiliki manfaat juga jika
dilihat dari segi ekonomis. Penambahan campuran tepung beras, jagung, singkong
(pati) secara tidak langsung dapat mengurangi beban impor gandum Indonesia. Jika
menggunakan tepung terigu saja sebagai bahan utama pembuatan roti kita harus
mengimpor terlebih dahulu gandum sebagai bahan utama tepung terigu akan tetapi
jika kita mencampurnya dengan bahan lain seperti tepung jagung, beras, ataupun
singkong bahan bahan ini telah tersedia karena merupakan beberapa komoditi
utama yang dihasilkan di Indonesia.
Kesimpulan
Pembuatan
roti bebas gluten merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk
menurunkan impor gandum Indonesia serta sebagai solusi makanan yang dapat
dikonsumsi oleh penderita penyakit Celiac. Dalam pembuatan roti bebas gluten
ini tepung beras, tepung jagung, dan tepung singkong (pati) dapat digunakan
sebagai bahan penambah atau mensubstitusi tepung terigu dalam pembuatan roti.
Referensi :
Anonim. ( Tanpa Tahun ). Kebijakan Dan Rekomendasi Pengembangan Diversifikasi
Pangan (Suatu Program
Aksi). [Online]. Diakses dari http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/berita/KEBIJAKAN_DAN_REKOMENDASI_PENGEMBANGAN_DIVERSIFIKASI_PANGAN.pdf
pada tanggal 28 November 2014
Helmi, Lutfhi. (2008). Sarkoidosis Paru . Majalah Kedokteran Nusantara. Volume 41 No. 1
López,Anna C.B et al.2004. Flour
Mixture Of Rice Flour, Corn And Cassava Starch InThe Production Of Gluten-Free
White Bread. Brazilian
Archives Of Biology And Technology An
Internasional Journal. Vol 47 Hlm
63-70
Novotini, Dubraka et al. 2007. Gluten-Free Bread Production by the Corn
Meal and Soybean Flour Extruded Blend Usage. Original Scientific Paper. Vol
72 No.23
2 komentar:
sangat bermanfaat
terimakasih :)
Posting Komentar