Selasa, 27 September 2016

" Merti Bakpia" Wujud Rasa Syukur Warga Pathuk

Setiap mendengar kata “Bakpia” apa yang terlintas dipikiran kebanyakan orang mengenai bakpia pastiad alah makanan tradisional khas dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak heran memang dikarenakan bapkia sendiri sudah menjadi ikon kebanggaan masyarakat Yogyakarta. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa bapkia sendiri awal mulanya tidak seutuhnya berasal dari Yogyakarta.

Gambar 1. Bakpia Jaman Dahulu


            Sebenarnya asal muasal bakpia merupakan makanan yang berasal dari Cina. Sebutan bakpia sendiri di negeri asalnya adalah Tou Luk Pia yang jika diartikan adalah kue yang berisi daging. Bapkia ini dibawa ke Indonesia oleh seorang warga ketrunan Tionghoa yang bernama Goei Gee Oe yang mencoba membuka industri bakpia dengan skala rumahan. Munculnya produksi bapkia di Yogyakarta berawal di daerah Pathuk sekitar tahun 1948. Walaupun dari Negara asalnya isian dari bakpia adalah daging, akan tetapi setelah masuk ke Yogyakarta terjadi perubahan kombinasi isian bakpia. Isian bakpia ini disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia. Salah satu jenis isian rasa bakpia yang paling banyak dijumpai adalah rasa kacang hijau. Sering dengan berkembangnya zaman, hingga kini produsen bakpia terus meningkat dikarenakan terus bertambahnya konsumen bakpia. Dengan mengikuti arus globalisasi produk bakpia ini terus berkembang baik dari sisi rasa, isian, ataupun bentuknya.

Gambar 2. Bakpia Modern

Untuk terus melestarikan dan memperkenalkan bakpia sebagai ikon makanan khas dari Yogyakarta dilakukan suatu kegiatan yang diberi nama “ Merti Bakpia”. Acara tersebut pertama kali diselenggarakan pada bulan September 2012 yang pada awalnya acara tersebut bernama “Bapkia Day”. Dengan digelarnya acara merti bapkia ini juga terselip harapan lain yaitu sebagai ajang pemersatu dan untuk mempererat keberasamaan antara warga Yogyakarta dengan warga keturunan Tionghoa yang merupakan negara awal mula bakpia berasal.
            Acara merti bakpia ini seringkali juga disebut dengan acara gunungan bakpia. Disebut gunungan bakpia dikarenakan terdiri dari kumpulan bakpia yang berbentuk gunungan (seperti gunung) dan banyak masyarakat Yogya yang mengakini bahwa gunungan tersebut tersebut melindungi diri dari kemalangan dan roh jahat. Salah satu tujuan lain dari acar ini juga adalah sebagai rasa syukur para produsen bakpia atas limpahan rezeki yang mereka dapat.

Gambar 3. Arak-Arakan Gunungan Bakpia


Gunungan pada acara tersebut terdiri dari gunungan Jaler (laki-laki) dan gunungan wadon. Setelah diarak mengelilingi daerah Pathuk gunungan bakpia ini di panjkatkan doa terlebih dahulu menurut syariat Islam untuk  menandakan bahwa selamatan kerajaan (wilujengan nagari) oleh Sultan sangat bermanfaat untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan kehidupan masyarakat sepanjang masa. Kemuadian bakpia diberikan secara simbolis kepada salah satu pengujung untuk selanjutnya dinikmati bersama oleh semua pengunjung yang datang. Pada cara ini banyak sekali yang berebut untuk mendapatkan bakpia karena warga mempercapai bahwa jika memakan bakpia dari gunungan tersebut akan mendapat keberuntungan.



Tidak ada komentar: